Press ESC to close

5 Hal Yang Perlu DIHINDARI Saat Vibe Coding

1. Jangan berpikir “tinggal kasih prompt, beres semua”

Kalau kalian cuma lempar prompt ke AI tanpa ngecek hasilnya, siap-siap dapet kode yang “berfungsi tapi misterius”.

AI emang bisa bantu cepet, tapi bukan jaminan flawless.
Kadang logic-nya ngaco, kadang security-nya bolong, kadang malah gak maintainable sama sekali.
Jadi ya… tetap verifikasi, tetap review.


2. Jangan abaikan arsitektur, maintainability, dan dokumentasi

Cepat itu keren, tapi rapi dan bisa dibaca orang lain itu lebih keren lagi.

AI memang bisa membuatkan kode yang terstruktur, sistematif dan sangat kompleks. Tapi jika kita tidak memahami apa yang kode-kode tersebut. Itu sama halnya kita memasrahkan sesuatu yang akan kita pakai 100% dari AI.

Ingat! kalau fondasinya asal, ujung-ujungnya roboh juga. Fondasi kalian bisa tau koding dari AI adalah investasi terbesar project kalian


3. Jangan skip testing & QA

Tanpa melakukan testing mandiri, kita tidak akan pernah tau apakah di balik itu ada bug yang siap meledak.

Beberapa dev atau engineer di forum-forum dan diskusi bahkan mulai menyebut fenomena ini sebagai “silent explosion“, project bisa jalan mulus di awal, tapi pelan-pelan ngerusak sistem di belakang.

Jadi, sekecil apa pun project-nya, test dulu sebelum ngopi lagi.


4. Jangan anggap “vibe coding” berarti kita tidak butuh skill

AI memang membantu banyak hal, tapi tetap: AI cuma asisten, bukan pengganti otak kalian.

Kalau kita berhenti belajar logika, arsitektur, dan debugging, lama-lama kita bakal jadi penonton di proyek sendiri.

Skill dasar tetap wajib, karena kadang AI salahnya tuh logis banget tapi tetap salah. 😅


5. Jangan lupa dokumentasi dan kolaborasi

Ini sering banget kejadian: “AI-nya udah generate kok, beres!”

Lalu seminggu kemudian, temen tim buka project dan langsung bengong.
Karena gak ada README, gak ada catatan prompt, gak ada komentar. Hanya tumpukan kode yang keliatan keren dan kompleks tapi gak ada konteks.

Ingat, vibe coding itu kerja bareng AI, bukan “kerja sendiri bareng AI”. Terutama jika kalian bekerja di sebuah tim dan memanfaatkan AI.


☕ Kapan Vibe Coding Aman Dipakai?

Vibe coding itu bukan hanya gaya hidup bagi engineer masa kini, tapi alat baru buat developer modern. Dan kalau dipakai di waktu yang tepat, hasilnya bisa luar biasa.

Menurut hemat saya, Vibe Coding ini sangat cocok untuk hal-hal seperti:

  • Membuat prototype cepat atau side project kecil (misal plugin WordPress, eksperimen Next.js, atau script Python kecil).
  • Tim kalian kecil, deadline mepet, butuh hasil cepat buat demo atau presentasi.
  • Sedang eksplorasi ide baru dan ingin lihat “bisa gak sih AI bantu saya ngebangun ini?”

Tapi hati-hati kalau:

  • Project kalian masuk kategori mission-critical: banyak user, data sensitif, atau sistem utama.
  • Kode harus di-maintenance oleh tim besar.
  • Ada standar keamanan, audit, dan compliance yang ketat.

Di situ, vibe coding masih bisa bantu, tapi jangan jadikan “vibe” sebagai satu-satunya pemandu arah.

Muhammad K Huda

A non exhausted blogger person within fullstack engineer (spicy food), open source religion, self-taught driver and maybe you know or don't like it. Simply says, Hello from Me!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cek untuk notifikasi e-mail jika komentar dibalas.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.