Waktu demi waktu, jam demi jam, detik demi detik, milisecond pun ikut mendemi. Entah apa maunya tujuan hidup ini. Sebagai seorang mahasiswa teknik tidaklah bisa dibilang mahasiswa jika belum pernah sedikit pun “menjajal” praktikum, proyek atau istilah lainnya yang hasil akhirnya adalah sebuah laporan yang harus dijilid rapi dan menghabiskan banyak dana.
Tidak hanya saya sendiri yang mengalami kejadian yang akan saya ceritakan ini, tapi begitu pula dengan teman-teman sekelas seperjuangan yang mempunyai satu tujuan, yaitu belajar.
Berawal dari sebuah mata kuliah yang kira-kira ditunda hingga 3 semester, bukan mata kuliah sebenarnya, namun adalah kuliah praktikum yang hanya bernilai 1 sks. Pada waktu itu, teman-teman saya kaget karena ditengah kesibukan kuliah dan tugas-tugas lain, ternyata ada papan pengumuman yang berisi daftar kelompok praktikum jaringan komputer, kami menyebutnya JARKOMTEL.
Dan inilah yang harus kami hadapi, melakukan praktikum ditengah-tengah padatnya jam kuliah. Entah karena memang asisten dosennya yang tidak tahu dan tidak melihat jadwal, atau mungkin karena faktor lain. Itulah resiko yang harus kami terima. Praktikum dijalankan selama 1 Minggu 2 Kali selama 2 Minggu (4 kali pertemuan). Memang cukup singkat untuk sebuah praktik simulasi jaringan komputer dengan berbagai kekomplekannya.
Selain itu, kami juga harus merasakan kepahitan berhubung penyelesaian laporan praktikum JARKOMTEL tersebut. Dengan hanya estimasi 1 Minggu, kami harus menulis tangan 2 bab dan 3 bab selanjutnya ketikan seperti biasa. Cukup bisa ditolerir, akan tetapi kata ditolerir menjadi tidak terdengar lagi saat kami melakukan asistensi. Mulai dari dipersulit hingga dipersingkat waktu pengumpulan asistensi.
Suatu waktu, kami sekelas pun harus merelakan (kemesraan) malam minggu untuk melakukan asistensi ke rumah kos asisten dosen hingga tengah malam. Bukan hanya itu, kami juga dibuat kedodoran saat ingin mengumpulkan hasil laporan yang telah kami jilid dan tidak menghabiskan ongkos sedikit.
Dari pengalaman di atas, kami pun hanya bisa mengambil hikmah dengan tetap bersabar walaupun dalam keadaan terpepet oleh waktu dan dana. Kami tidak menyalahkan siapapun akan keadaan ini, tapi kami tetap belajar dari keadaan ini. Terima kasih atas segalanya. Salam