Mendevelop sebuah aplikasi berbasis Android memang membutuhkan dasar pengetahuan tentang API dan basic OOP (native Java). Pengetahuan tentang API sangat dibutuhkan manakala developer aplikasi menemui hambatan dan problem yang menyebabkan aplikasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu juga, kita pun wajib mematuhi peraturan pembuatan aplikasi dengan mengikuti guideline yang dapat anda pahami melalui laman developer.android.com.
Oh iya, di dalam project Android yang kita buat menggunakan Eclipse, pastinya terdapat sebuah file bernama AndroidManifest.xml. File memiliki fungsi layaknya gudang informasi bagi aplikasi Android itu sendiri. Informasi di dalam Manifest tersebut mempunyai beberapa kegunaan diantaranya adalah :
- Menginformasikan set versi SDK yang digunakan dalam aplikasi
- Merubah kode versi aplikasi saat melakukan update aplikasi
- Memberi akses permission untuk fitur pada aplikasi
- Menerjemahkan string atau label ke dalam aplikasi yang diperlukan, seperti string icon launcher, app name.
- Inisialisasi dukungan layar perangkat
- Dan lain sebagainya
Pada intinya, konfigurasi AndroidManifest sangat dibutuhkan sebagai penggambaran dalam paket aplikasi Android kita. Oleh karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan beberapa konfigurasi isi string dan elemen yang terdapat di dalam file XML ini.
Perubahan Kode Versi Aplikasi
Di dalam file AndroidManifest, terdapat beberapa baris string yang menunjukkan informasi versi dari kode aplikasi yang kita buat. Berikut adalah contoh kode versi di dalam AndroidManifest :
<?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <manifest xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" package="com.my.application" android:versionCode="2" android:versionName="2.0" >
String android:versionCode menunjukkan kode versi aplikasi untuk mendefinisikan penggantian kode yang dilakukan oleh developer (pengembang). Dan android:versionName adalah string versi yang akan ditampilkan pada pengguna aplikasi kita. Jadi perbedaan mendasar dari kedua string tersebut terletak pada obyek tujuan, dimana versionCode untuk pengembang dan versionName untuk ditampilkan kepada user.
Yang perlu kita lakukan pada string di atas adalah merubah versionCode dan versionName, mana kala kita akan melakukan update aplikasi di Google Play. Jika kita tidak mengganti versi-versi tersebut, Google Play tidak akan menerima versi terbaru dari aplikasi kita yang akan diupload.
Set versi SDK
Elemen atau string ini merupakan representasi dari versi SDK yang kita pakai untuk membuild aplikasi Android. Berikut adalah contoh kode versi SDK yang terletak di dalam string <uses-sdk /> :
<uses-sdk android:minSdkVersion="4" android:targetSdkVersion="15" />
Eclipse akan membaca string manifest di atas bahwa aplikasi yang kita buat mempunyai minimal target SDK versi 4 hingga versi 15. Yang mana akan berguna pada saat developer ingin menambahkan sebuah fitur-fitur tertentu yang telah didukung versi SDK tersebut.
Penggunaan minimal dan maksimal target mempunyai keuntungan disisi pengguna yang masih menggunakan perangkat Android versi lama. SDK versi terkecil memungkinkan dapat mendukung semua perangkat.
Set Permission
Jika aplikasi yang kita inginkan dapat menyokong fitur native tertentu device Android. Kita harus mengeset set permission pada AndroidManifest secara benar. Berikut contoh string permission yang dapat kita set :
<uses-permission android:name="android.permission.VIBRATE" /> <uses-permission android:name="android.permission.INTERNET" /> <uses-permission android:name="android.permission.RECORD_AUDIO" />
<uses-permission /> bermanfaat saat aplikasi yang kita develop membutuhkan fitur asli perangkat Android. Seperti pada contoh di atas, saya memasukkan permission untuk vibrasi perangkat, dukungan internet, dan recording audio. Permission tersebut mutlak dimasukkan dalam file AndroidManifest agar aplikasi berjalan sesuai perancangan.
Set Dukungan Layar
Dalam file AndroidManifest, kita juga bisa melakukan pengesetan dukungan mode layar maupun besar ukuran layar aplikasi. Berikut adalah contoh setting untuk besar ukuran layar yang menggunakan elemen <supports-screens/> :
<supports-screens android:largeScreens="true" android:normalScreens="true" android:smallScreens="true" android:resizeable="true" android:anyDensity="true" />
Dari kode di atas, artinya kita memperbolehkan aplikasi kita berjalan pada perangkat Android yang mempunya layar kecil (small) hingga besar (large). Sedangkan android:resizeable yang bernilai “true” berfungsi agar aplikasi dapat menyesuaikan pada semua kondisi besar kecilnya layar perangkat. Terakhir adalah android:anyDensity, string ini memiliki fungsi yang bermanfaat pada saat aplikasi berjalan di berbagai layar dengan resolusi tinggi maupun rendah.
Mengenai pengesetan mode portrait dan landspace aplikasi Android. Anda dapat membaca artikel saya yang berjudul Pengaturan Mode Layar Aplikasi Android Melalui Manifest.
Semoga bermanfaat !
sangat bermanfaat mas ilmunya.. ^^
Amin, terima kasih.
Trimakasih Admin telah memberikan pencerahan dan solusi untuk saya yang awam akan android.
Trus berbagi, Semoga Ibadah mu di Berkahi Allah
Bisakah aplikasi berjalan jika “android.permission.internet” nya dihapus.??tolong bantu saya,trllu panjang cerita.mohon share via email,akan ada tanda terima kasih dari saya jika anda dapat membantu saya.. 🙂
Bisa kah aplikasi berjalan jika “Android.permission.internet” nya dihapus.??mohon bantu saya,share via email saya..
🙂