Sebagai pelajar ataupun mahasiswa, peluang untuk berprestasi di berbagai bidang sangatlah terbuka lebar. Prestasi bisa kita cari dari berbagai kompetisi entah itu dari kompetisi lokal maupun internasional. Semua kesuksesan bisa kita raih dengan kerja keras dan juga kerja tim.
Berbicara mengenai kompetisi berbasis ide atau proposal. Saya jadi teringat kira-kira dua tahunan yang lalu sewaktu masih menjejakkan kaki di dunia perkuliahan. Dimana waktu itu, saya masih duduk di semester 4 dan sangat bersemangat mengikuti kompetisi nasional di bidang IT.
Beberapa kompetisi yang pernah saya ikuti diantaranya adalah :
- Gemastik (Pagelaran Mahasiswa Bidang Teknologi Informasi dan Komputer) – Web Desain dan Hacking
- PKM 2011-2012
- Indigo Incubator (Baru saja)
- dan Beberapa Kompetisi IT lain.
Dari hasil kompetisi di atas, saya bisa menilai bahwa semua yang saya lakukan ternyata gagal (asli) 😀 . Meski ada beberapa proposal yang lolos seleksi, namun kandas di level selanjutnya. Meskipun menurut saya bagus, tapi karena pengerjaan dan wawasan yang kurang maksimal itulah yang menyebabkan seringnya kegagalan saya dalam ajang kompetisi di atas.
Apa, Mengapa, dan Kemana Ide Kita ?
Disetiap masing-masing ide yang saya paparkan adalah asli hasil kreatifitas pribadi saya, meskipun dengan ilmu yang terbatas. Total proposal yang saya kirim ke berbagai kompetisi tersebut, saya kira sudah mencapai 6 proposal. Apakah ada yang salah dengan proposal-proposal tersebut?
Saya merange-range (memperkirakan) kesalahan saya dalam pembuatan ide dalam bentuk proposal banyak sekali, diantaranya :
- Salah penulisan,
- Judul yang tidak menarik,
- Desain tanpa realitas
- Dan juga faktor X (Juri)
Kurangnya komunikasi tim, dan kebanyakan memang saya sendiri yang mengerjakan. Juga menjadi akibat tidak maksimalnya proposal dan ide kreatif yang saya kirim. Lantas, ternyata masih ada hal lain yang menyangkut ide tersebut. Benar, pencurian ide.
Tahukah teman, setelah proposal kita dikirim ke dewan juri atau penyelenggara kompetisi, apa yang dilakukan dengan proposal-proposal tersebut terutama yang tidak lolos? Kita tidak tahu. Meski di dalam peraturan memang ditulis semua ide yang dikirim tetap menjadi milik pembuat. Tapi kita tidak tahu. Dan tidak akan tahu, suatu saat ide kita bisa dimiliki orang, ketika kita tidak sesegera mungkin melakukan action terhadap ide kita.
Solusinya adalah tetap kerjakan dan ciptakan secara nyata apa yang menjadi idemu, apa yang sudah kita tulis, dan harapan ekspektasi kita.