Berharap Codeigniter atau Laravel ?

Berbicara mengenai PHP Framework, developer web tentunya sudah tidak asing lagi dengan gemparnya berita mengenai framework baru bernama Laravel. Iya, laravel namanya. Sejauh pengetahuan penulis, komunitas Laravel di Indonesia semakin ramai terutama di Facebook. Lihat komunitasnya disini.

Laravel menyediakan teknologi baru untuk memudahkan developer membangun aplikasi web berbasis bahasa pemrograman PHP. Tapi tunggu dulu, kemudahan apakah yang dimiliki oleh Laravel ini ? Jawabannya adalah Laravel telah menyadur teknologi Composer. Composer sendiri adalah fitur (dependency) tambahan untuk PHP yang memiliki basis layaknya Command Line, dan berfungsi sebagai penginstall third-party plugin untuk aplikasi web secara cepat.

Bagi webmaster, Laravel adalah segalanya. Namun bagi seorang web developer yang baru belajar Framework, Laravel (menurut penulis) memiliki kerumitan tersendiri dalam hal instalasi dibandingkan Framework PHP lain seperti Yii, maupun CI (CodeIgniter). Akan sedikit penulis jabarkan mengenai kerumitan Framework ini :

Why ?

Bagi pengguna Windows yang ingin mencoba Framework Laravel secara offline method atau Localhost. Developer tidak bisa secara praktis melakukan copy-paste folder Laravel ke htdocs, kemudian melakukan sedikit konfigurasi script tertentu, terus langsung menjalankan Framework ini.

Laravel membutuhkan spesifikasi PHP yang paling update setidaknya PHP versi 5.4+. Bukan hanya itu, seperti yang telah penulis sebutkan diatas bahwa PHP harus ditambahkan dependency Composer agar Laravel dapat berjalan dengan sempurna. Menurut beberapa catatan yang penulis dapatkan dari teman-teman developer, sebagian besar dari mereka masih kesulitan jika melakukan instalasi Laravel secara Offline, karena PHP Composer yang telah didownload dari getcomposer.com masih membutuhkan Internet lagi untuk melengkapi konfigurasi tertentu.

Laravel pada dasarnya akan sangat praktis jika diinstall pada lingkungan server Linux (menurut pengalaman penulis). Dibandingkan dengan Codeigniter, Yii, ataupun CakePHP. Konfigurasi saat instalasi cukup jauh berbeda dan tidak seribet di Laravel. Mungkin inilah salah satu penyebab, beberapa teman masih setia dengan Codeigniter maupun Yii.

Pilih mana ?

Penulis rasa tergantung kebutuhan, Laravel memiliki kelebihan dari sisi scripting PHP 5.4+ yang terkenal dengan OOP minded. Performa Laravel juga cukup bagus. Jika pembaca memang benar-benar seorang webmaster (web artisant) PHP yang telah lama berkecimpung di dunia Framework, Laravel perlu dicoba.

Untuk teman-teman yang ingin dan baru ingin belajar mengenai Framework, sebenarnya tidak ada salahnya untuk langsung menjajal Laravel. Namun untuk lebih memahami prosedur MVC secara lebih praktis, teman-teman bisa memilih Codeigniter atau Yii Framework.

Yang sangat disayangkan adalah update Codeigniter masih belum jelas nasibnya. Disitus resminya, pihak Ellislab selaku founder CI masih mencari CEO baru untuk Codeigniter dan sampai artikel ini ditulis belum ada kabar apapun. Codeigniter terbaru berada di versi 2.1.4. Hal ini menyebabkan banyak developer PHP mulai meninggalkan CodeIgniter.

Sedangkan Di Indonesia sendiri, Codeigniter masih sangat populer. Jika pembaca sedikit teliti, Kompas.com telah lama memakai Framework Codeigniter. Dan masih banyak situs-situs populer di Indonesia lain yang memakai Framework ini. Bahkan beberapa teman berkata, “CodeIgniter adalah Framework yang Merakyat”.

Penulis sendiri juga masih nge-fans dengan Codeigniter, karena kemudahan instalasi, kemudahan konfigurasi, dan juga performa layaknya PHP native. Semoga CI terus diupdate !

Muhammad K Huda: A non exhausted blogger person within fullstack engineer (spicy food), open source religion, self-taught driver and maybe you know or don't like it. Simply says, Hello from Me!
Related Post