Tiga Alternatif Framework CSS Untuk Tampilan Website

Dibutuhkan pengalaman yang cukup mumpuni jika pembaca ingin membuat tampilan website secara elegan, enak dipandang, dan tidak membingungkan. Kita umumnya tidak akan melakukan scratching (membangun) tampilan website dari nol, melainkan menggunakan bantuan pihak kedua, yaitu framework CSS.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas sesuatu yang berkaitan dengan tampilan (atau) bahasa kerennya User Interface (UI). Ketika ditanya ingin membangun sebuah tampilan pada website, sebagian orang atau kebanyakan orang mungkin memiliki fikiran yang menjurumus ke sebuah framework CSS nan populer, Bootstrap atau mungkin Foundation.

Bootstrap dan Foundation adalah pemain lama dari framework CSS yang ada selama ini. Anak-anak turunan dari kedua framework tersebut juga sudah tersebar dimana-mana dan bahkan lebih ciamik dibanding basis frameworknya.

Namun jika suatu saat pembaca berfikiran lain, atau barangkali bosan dengan kedua framework tersebut. Saya menemukan dua framework alternatif yang mungkin cocok untuk dipakai di website pembaca.

Spectre CSS

Framework ini dibilang masih cukup baru, namun telah memiliki cukup banyak penggemar. Dilihat dari bintang yang didapat dari akun Github Spectre yang sudah mencapai 6000 keatas.

Spectre Semantic Text Element

Spectre Semantic Text Element

Secara basis, framework ini berukuran cukup kecil. Bahkan ketika penulis melakukan uji coba dengan melakukan bundling menggunakan webpack bundler tanpa konfigurasi cssnano maupun autoprefixer pada sisi webpack, Spectre hanya berukuran kurang lebih 30KB untuk seluruh fitur asli dan experimental Spectre.

Masalah kualitas, Spectre bisa dikatakan cukup manis untuk dipakai pada website, dengan konfigurasi default Spectre. Secara instalasi juga terdapat banyak metode seperti framework CSS pada umumnya, dapat dilakukan dengan mendownload manual, pointing langsung ke CDN, instalasi dengan NPM atau Yarn, Bower, bahkan pembaca juga dapat melakukan Compiling sendiri untuk Spectre.

Bulma

Meski dibilang lumayan baru, framework CSS berbasis Flexbox ini bisa dikatakan sedang menanjak popularitasnya. Dilihat dari bintang repo Github mereka yang mencapai 26.000 lebih dan total fork mencapai angka 2.000 lebih.

Why Bulma CSS

Why Bulma CSS

Framework ini sangat saya rekomendasikan jika pembaca ingin beralih dari Bootstrap atau Foundation. Karena Bulma memiliki fitur-fitur yang cukup komplit. Ditambah dengan development Bulma yang cukup aktif melakukan rilis dan perbaikan bugs.

Bulma meyakini kebanyakan pengguna internet adalah dari mobile maka setiap layout maupun elemen lain yang ada pada Bulma dapat berjalan dan terlihat baik untuk website yang dibuka di mobile browser. Itulah salah satu Kelebihan kelebihan dari framework yang dirilis pada tahun 2016 silam.

Mini.css

Seperti dengan namanya Mini.css, Framework ini memang berukuran sangat kecil hanya berukuran 7KB. Akan tetapi jika pembaca yang ingin membangun website dengan bantuan framework seminimal mungkin, Mini.css mungkin akan tepat.

Mini CSS

Mini.css memang minimal, namun memiliki segudang fitur yang cukup untuk komponen maupun layouting tampilan website. Selain itu seluruh fitur Mini.css telah teruji responsivitas tampilannya pada berbagai ukuran, baik desktop maupun mobile.

Beberapa fitur dasar dari Mini.css meliputi:
– Grid
– Navigasi
– Input untuk Form
– Tabel
– Card
– Tab
– Contextual Styling Element
– Progress
– dan Utility semacam breadcrumb, maupun helper class

Kelebihan Mini.css adalah flavors, dimana Mini.css menyediakan beberapa jenis desain standar diperkhususkan bagi website-website tertentu. Semisal jika pembaca ingin membuat website berukuran mobile berbasis PWA (Progressive Web App), Mini.css telah menyediakan CDN khusus untuk styling defaultnya.

Versi PWA dari mini.css hanya berukuran 5KB, dengan ukuran kecil tersebut tentu saja akan sangat cepat jika diload melalui mobile website.

Dari ketiga Framework CSS diatas, kesemuanya memiliki keunikan dan target khusus yang menjadikan pilihan Framework CSS untuk membangun website menjadi luas, karena kita bisa memilih sesuai dengan kebutuhan tanpa kualitas yang dikorbankan.

——————————————-

Tips:

Apapun alasan pembaca memilih framework CSS untuk membuat website atau proyek tertentu, jangan lupakan juga untuk mencari sebuah web hosting yang handal dan murah.

Berbicara mengenai hosting, saya menyarankan pembaca untuk mencoba layanan dari Niagahoster. Niagahoster memiliki hosting dengan lokasi server di Indonesia (IIX), sehingga akses website menjadi lebih cepat. Selain itu untuk masalah teknis, ribuan developer telah mempercayai layanan Niagahoster karna servis dan kualitas yang sangat bisa diandalkan.

 

Muhammad K Huda

A non exhausted blogger person within fullstack engineer (spicy food), open source religion, self-taught driver and maybe you know or don't like it. Simply says, Hello from Me!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.